Para Isme: Paham-paham dari Barat
Banyak sekali paham-paham yang muncul dari Negara barat.
Jika hal ini dihubungkan dalam lingkaran sejarah, dan kita kembali kepada masa
Pergerakan Nasional di Indonesia, dengan baik hati Aku akan mengutarakan
sedikit ilmu yang baru saja ia browsing maupun dapatkan kepada readers
semua. Feeling so curious? Mari disimak! :)
NASIONALISME
Apa yang dimaksud dengan nasionalisme? Ya, nasionalisme
adalah suatu paham rasa cinta terhdap bangsa dan tanah air yang ditimbulkan
oleh persamaan tradisi yang berkaitan dengan sejarah, agama, bahasa,
kebudayaan, pemerintahan, tempat tinggal dan keinginan untuk mempertahankan dan
mengembangkan tradisinya sebagai milik bersama dari anggota bangsa itu sebagai
kesatuan bangsa.
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya nasionalisme:
a). Mmagna Charta (1215) di Inggris yang kemudian menjadi
akar demokrasi
b). Adanya Piagam Bill of Right (1689) di Inggris
c). Revolusi Prancis yang menumbuhkan demokrasi dan
nasionalisme yang tercermin dalam semboyan revolusi liberte, egalite, fraternite
yang berkembang ke seluruh Eropa
d). Pengaruh pemikiran dari Renaissance
Tokoh nasionalisme adalah Joseph Ernest Renan, Otto Bouer,
Hans Kohn, dan Louis Sneyder.
Menurut Hans Kohn, nasionalisme adalah kesetiaan
tertinggi individu yang diserahkan kepada bangsa dan negaranya.
Menurut Ernest Gellenervia, beliau mengatakan bahwa
nasionalisme adalah keseimbangan antara rasa nasional terhadap bangsa kegiatan
berpolitik.
Joseph Ernest Renan, mengemukakan pengertian nasionalisme
yang didasarkan atas manusia, bahwa bangsa itu adalah segerombolan manusia yang
berkehendak untuk bersatu.
Menurut Prof. W. F. Wertheim, nasionalisme adalah
bagian integral dari segi politik pada masa pergerakan nasional. Beliau juga
menambahkan bahwa kemungkinan faktor-faktor lain seperti faktor ekonomi, factor
agama, factor budaya juga mampu mengubah rasa nasionalisme tersebut.
Menurut Anderson, nasionalisme adalah kekuatan dan
kesinambungan identitas nasional suatu bangsa yang mementingkan nation.
Menurut Louis Sneyder, nasionalisme adalah hasil dari
factor-faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual pada suatu tahapan
dalam sejarah.
SOSIALISME
Sosialisme adlaah paham yang menghendaki suatu masyarakat
yang disusun secara kolektif agar menjadi suatu masyarakat yang sejahtera.
Tujuannya untuk mewujudkan masyarakat sosialis dengan jalan mengendalikan
secara kolektif sarana produksi dan memperluas tanggung jawab Negara bagi
kesejahteraan rakyat.
Tokoh sosialisme adalah Robert Owen, Saint Simon, Piere
Proudon, Charles Fourier, dan Karl Marx.
Saint Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah
orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana poduksi dimiliki
sepenuhnya oleh pemerintah/Negara.
Tokoh sosialis berikutnya ialah Fourie, dia mengusulkan pada
pemerintah Prancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan
kelompok-kelompok politik dan ekonomi. Hal ini karena ia merasa prihatin
melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh.
Robert Owen, yang juga memiliki pandangan yang sama dengan
Fourie, mengajarkan pentingnya perbaikan ekonomi pada seluruh lapisan
masyarakat dan penyelesaian masalah yang timbul antara kamu kapitalis dan bruh.
Caranya, melalui berbagai kebijakan yang dapat mengendalikan timbulnnya
kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial.
Louis Blanc, ia mencetuskan bahwa salah satu kewajiban
Negara ialah mendirikan pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana dan
bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang mengikat. Tetapi, hal ini
tidak digubris oleh khalayak.
Pierre J. Proudhon, sebagai sosialis generasi kedua setelah
Saint Simon dan Louis Blanc, bersikeras memperjuangkan hak-hak individual
secara terbatas. Hal ini sangat bertentangan dengan Marx, sebagai sosialis
radikal, yang menginginkan hak individual harus dihapus, termasuk hak kepemilikan
tanah.
KOMUNISME
Salah satu tokoh paham komunisme yang sejauh ini Aku dapat
temukan ialah Karl Marx. Melalui pemikirannya ia memandang bahwa hakikat
kebebasan dan hak individu itu tidak ada.
LIBERALISME
Menurut John Lock, keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh
individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas – hanya sebagai “penjaga
malam” atau hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik.
Sedangkan Thomas Jefferson, ia mempercyai bahwa kekuatan
politik harus ada di tangan rakyat. Selain itu juga mendukung kebebasan
beragama dan media (pers). Seperti yang tertulis dalam esainya yang berjudul
The statue of Religious Freedom.
PAN-ISLAMISME
Menurut Jamaluddin Al-Afgani, Pan-Islamisme ialah suatu
pembaharuan dan kebangkitan dari dunia islam dengan menyatukan dunia Arab
khususnya, dan dunia islam umumnya untuk melawan kolonialisme Barat yang telah
menjajah dunia islam dan negara-negara berkembang.
Sources:
Komentar
Posting Komentar