Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya

Gambar
Judul                 : Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya Penulis             : G. Dwipayana dan Ramadhan KH Penerbit           : Citra Kharisma Bunda Cetakan            : I, 1989 ISBN                  : 9798085019 ((Sebagai pelaksana tugas membuat resensi buku autobiografi ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada guru Sejarah Indonesia saya atas clue untuk membuat resensi buku biografi Pak Soeharto sehubungan dengan materi Orde Baru yang sedang saya pelajari di kelas XI SMA ini.)) Tak dapat dipungkiri, rasa rindu mungkin terkadang atau bahkan sering mampir di dalam relung hati para generasi Orba. Presiden Republik Indonesia yang ke-2 ini tak ayal memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya, serta kemajuan pembangunan ekonomi bagi bangsa kita tercinta, Indonesia. Buku tentang Pak Soeharto, yang dilahirkan pada 8 Juni 1921 di Desa Kemusuk ini, didominasi oleh pandangan beliau terhadap berbagai sector kehidupan sampai penjelasan-penjelasan terhad

G 30 S

G 30 S Agak aneh rasanya ketika mendapat berita dari Aku bahwa tidak sepatutnya peristiwa G 30 S (Gerakan 30 September pada tahun 1965) ditambahkan kata PKI dibelakangnya. Seperti biasanya: G 30 S/PKI. Mengapa demikian? Pada bulan Agustus 1965, Presiden Soekarno dikabarkan sakit keras dan kemungkinannya akan meninggal atau lumpuh. Aidit (Ketua PKI sejak 1951 yang membangkitkan kembali PKI) ingin memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk merebut kekuasaan. PKI pun menyebarkan isu Dewan Jenderal, bahwa AD akan mengkudeta Soekarno. Namun isu itu tidak terlalu ngefek , karena Soekarno mengonfirmasi hal ini kepada Achmad Yani. PKI kemudian merebakkan isu tentang adanya Angkatan ke-5 yang terdiri atas buruh dan tani. Namun isu ini pun tidak terlalu berpengaruh. Kemudian, PKI membentuk Biro Khusus (yang dipimpin Syam Kamaruzaman) dan mencanangkan gerakan yang rencananya akan dilaksanakan tanggal 30 September 1965. Agendanya adalah: a.        Menculik para jenderal pimpinan TNI-AD

Abdulkadir Widjojoatmodjo

Gambar
Siapakah sosok yang ada pada judul di atas? Abdulkadir Widjojoatmodjo dan istrinya Abdulkadir Widjojoatmodjo Pria kelahiran Salatiga tahun 1904, tepatnya tanggal 18 Desember. Ia seorang Belanda-Indonesia dari Jawa, tentara dan diplomat. Dia menghadiri sekolah Belanda dan mengikuti pelatihan Indologis di Universitas Leiden. Ia juga menjadi sekretaris kedutaan besar Belanda di Jeddah di Kerajaan Arab Saudi (1916-1919). Kedekatannya dengan Belanda dapat dilihat dari jabatan-jabatannya yang lain: berpangkat Kolonel KNIL, memiliki status sebagai kepala NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Dengan kedekatannya dengan Belanda inilah, ia dipercaya Belanda. Rasa royal dan pemihakkannya kepada Belanda pun ditunjukan pada Perjanjian Renville (antara Indonesia dan Belanda) dengan ia menjadi delegasi Belanda. Hal inilah yang membuatnya disebut sebagai pengkhianat Indonesia. Ia meninggal di Den Haag, Belanda, pada tanggal 24 Desember 1992 (dalam usia 88 tahun). S

Diplomasi Mempertahankan Kemerdekaan

1.       Perundingan Linggarjati Perundingan Linggarjati dilakukan pada tanggal 10 November 1946 di Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Scermerhorn. Perundingan tersebut dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat Inggris. Berikut ini beberapa keputusan Perundingan Linggarjati. a.       Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra. b.      Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. c.       Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dalam perkembangan selanjutnya, Belanda melanggar ketentuan perundingan tersebut dengan melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947. Keuntungan : Berhasil mengundang simpati intern

Nama Pahlawan Indonesia yang Dijadikan Nama Jalan di Luar Negeri

Gambar
Ternyata, terdapat banyak sekali pahlawan-pahlawan Indonesia yang diapresiasi dan dihargai oleh luar negeri berkat perjuangan maupun kinerja yang mereka berikan. Pahlawan-pahlawan ini pun diabadikan namanya sebagai nama jalan di negeri mereka. Check it out : Ø   Rue Soekarno, Rabat, Maroko   Rue Soukarno Street Rue Soekarno menjadi salah satu nama jalan di ibu kota Maroko Rabat yang diresmikan oleh Soekarno sendiri pada tanggal 2 Mei 1960. Sebelumnya, nama jalan ini adalah Sharia Al-Rais Ahmed Soekarno. Pemberian nama jalan atas nama Soekarno ini sebagai penghargaan yan diberikan Raja Muhammad V atas jasa Soekarno pada Maroko. Ø   Mohammed Hatta Straat, Harleem, Belanda   Hattastraat Bung Hatta yang pernah mengenyam pendidikan di Negara Kincir Angin diabadikan namanya sebagai salah satu nama jalan di Harleem, Belanda, oleh walikota RH Claudius. Ø   RA KARTINISTRAAT, Amsterdam, Belanda   RA Kartinistraat Nama jalan ini dapat ditemukan di Amsterda