Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Do You Know: Kolonialisme Imperialisme

Gambar
Ingatkah tentang penjajahan Belanda atas Indonesia selama 350 tahun? Bagaimana dengan Inggris yang sempat singgah sebentar? Jepang? Ternyata, negara-negara luar tersebut bukan hanya sekedar menjajah. Tetapi, mereka memiliki perbedaan dalam praktiknya. Awalnya, si Aku juga bingung. Kayaknya, tidak ada perbedaannya. Yang namanya menjajah, tetap saja menjajah, batin Aku . Tapi ternyata ada perbedaan! Berikut sekilas tentang kolonialisme dan imperialisme!! *traktak dung ces* Kolonialisme adalah paham yang mendasari suatu negara untuk menguasai negara lain yang mengakibatkan terjadinya perpindahan sumber daya alam dari negara yang dikoloni ke negara yang melakukan koloni. Contoh: Belanda. Imperialisme adalah paham yang mendasari suatu negara untuk menguasai negara lain yang dilakukan dengan membentuk pemerintahan jajahan dengan tujuan untuk menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat. Contoh: Inggris, Jepang. Dampak positif dari kolonialisme dan imperialisme di Indonesia: 1

Vereenidge Oost Indische Compagnie (VOC)

Gambar
VOC Say hi to Aku! Dia lagi stress katanya. Biasalah. Untuk meramaikan Blog, langsung saja, yuk. Mari ucapkan selamat datang kepada: VOC! *traktak dung ces* Vereenidge Oost Indische Compagnie (VOC) Berdirinya VOC dikarenakan banyaknya minat pedagang yang ingin melakukan perdagangan di Nusantara. Para pedagang yang sangat varian―dari Belanda, Portugis, Spanyol, Inggris―ini tentunya melakukan interaksi untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dalam perdagangan ini. Alih-alih perang, para pedagang Belanda memilih melakukan persaingan dengan mendirikan kongsi dagang (VOC ini sendiri) agar posisinya di dunia timur menjadi kuat dan tidak terkalahkan. Tidak hanya VOC, terdapat pula kongsi dagang yang lain bernama EIC (East India Company) milik Inggris (tahun 1600). Hal ini sebagai wujud perang perdagangan tak kasat mata yang diprakarsai oleh antar-etnis. V O C resmi berdiri pada tanggal 20 Maret 1602. Persekutuan maskapai perdagangan Hindia Timur ini pertama ka

Myself War

Seluruh saraf sensorik ini sudah berkali-kali meminta, melolong, menggonggong minta berhenti. Metorik hanya diam. Sang Intuisi kadang kalah, kadang menang, kadang seri dari Logika. Sensorik pun hanya bisa terkujur lemas. Lelah tidak mendapat attention apa-apa. Entah apa yang diminta diri ini. Bahkan sang Pemilik pun tidak tahu. Apa tujuan dan bagaimana mengakhirinya... ia tidak tahu. Sudah berulang kali minta berhenti, tetapi? Sama saja. Semua berjalan tanpa apa pun. Layaknya... hm, tidak ditindak lanjuti lebih lanjut, mungkin? Mungkin, permintaan tidak terdeteksi. Mungkin, memang tidak sepantasnya. Mungkin, harus begitu. Atau hanya... masalah waktu? Sudahlah, ujar Sensorik, setengah menahan isak tangis. Padahal, di dalam hati-nya sudah. Sensorik selalu sok-sok memotivasi, tapi tetap saja. Sensorik yang berbicara. Sensorik yang seharusnya memiliki kendali, dimana permintannya harus dipenuhi. Jika tidak? Sakitlah kau! Oh, sungguh, ini bukan tipuan, gurauan, terlebih ranjau