MAINKAN BINGO-MU
MAINKAN BINGO-MU Karya: NN “Bertemu lagi besok?” Ujarnya. Mataku terpaku (lagi). Entah mengapa aku selalu terperangah setiap ia berkata. Mata birunya… mewujudkan impianku untuk tenggelam sedalam-dalamnya di lautan biru, padahal kami baru bertemu. Kurasa, aku jatuh hati seketika. Omong-omong, namanya Aldebaran. “Oke,” sahutku cepat. Jika aku masih SMP, mungkin setelah ini aku akan memburu buku harianku dan menulis: mana mungkin aku hanya bilang oke ? Ya Tuhan, seharusnya aku bilang, ‘pasti’ atau ‘akan kupastikan diriku berada di hadapanmu pada jam 5 pagi saking kangen nya’. Namun, yah… berhubung aku sudah SMA, aku harus lebih dewasa. *** “Baru pulang?” Ayah menyapaku tepat ketika aku mendaratkan tubuh di sofa. Aku menuju rumah jam sebelas malam ketika tadi berpamitan dengan Aldebaran. Mungkin sekarang tepat tengah malam, atau bahkan nyaris subuh? Entahlah. Aku tidak berniat untuk tahu. Lebih tepatnya, aku tidak