Merhaba Hindu-Buddha!
Ujug-ujug, udah ada
agama Hindu-Buddha aja kan di Indonesia? In this quality time, Aku
menjelaskan tentang masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia. Maafkan si
Aku, jika kurang
memuaskan. :)
Masuknya
Hindu-Buddha ke Indonesia menimbulkan teori-teori bagaimana
dalam pendidikan Sejarah Indonesia. Sejauh ini, Aku
menemukan empat teori yang
berkaitan. Mari diulas!
Menurut N.J.
Krom, Hindu-Buddha masuk ke Indonesia melalui hubungan
perdagangan antara India dan Indonesia. Dalam perdagangan
tersebut, ada suatu saat dimana India tidak bisa berpulang ke
ranah asal dikarenakan angin musim yang tidak memungkinkan. Hal
tersebut membuat India harus singgah di Indonesia. Selama
persinggahan itulah memungkinkan terjadinya sebuah pernikahan
silang antara India dengan Indonesia.
Jika sudah menjadi
keluarga dan terikat dengan tali yang dinamakan “pernikahan”,
otomatis hubungan yang dimilki India menjadi lebih dekat dengan
Indonesia, sehingga kebudayaan yang dimiliki oleh India dapat
menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sangat
logis memang. Tetapi, yang namanya teori hanya sekedar teori. Teori
ini pun memiliki kelemahan, karena Kasta Waisya di India tidak
menguasai bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa yang saat itu menjadi
alat komunikasi Indonesia. Mengapa Kasta Waisya tidak bisa menguasai
kedua itu? Karena umumnya, HANYA BRAHMANA YANG BISA.
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA. *evil
laugh sound effect*
Sampai di sini, akan muncul pertanyaan nantinya : “Mungkinkah para
pedagang India mampu membawa pegaruh kebudayaan yang sangat tinggi
ke Indonesia? Sedangkan di daerahnya sendiri kebudayaan tersebut
milik Kasta Brahmana.
Teori Ksatria
Teori ini dikemukakan oleh tiga ahli.
a). C.C.Berg, inilah tokoh pertama. Ia berpendapat bahwa Kasta
Ksatria (yang gemar berpetualang) membantu perebutan kekuasaan di
Indonesia oleh pihak satu dan pihak dua (yang tidak diketahui
siapa). Sebagai hadiah dari satu pihak yang bertikai yang menang
kala itu, Ksatria dinikahkan degan salah seorang putri dari pemimpin
satu pihak yang dibantunya tersebut. Dari pernikahan tersebut, mulai
menyebarlah tradisi Hindu-Buddha di masyarakat Indonesia.
b). Mookerji. Ia mengemukakan bahwa para Ksatria dari India
membangun kerajaan di Indonesia. Kemudian memanggil para pedagang
dari India untuk membangun perdagangan, pun memanggil para seniman
dari India untuk membangun candi-candi di Indonesia.
c). J.L. Moens. Ia menghubungkan proses terbentuknya
kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi
yang terjadi di India paa abad yang sama. For your information,
sekitar abad ke-5, banyak kerajaan-kerajaan di India Selatan yang
mengalami kehancuran. Di sisi tersebut, para Ksatria dinyatakan
kabur ke Indonesia. Kemudian mendirikan kerajaan di Indonesia.
Sama dengan teori sebelumnya, teori ini pun memiliki kelemahan. Yang
pertama, Ksatria pun tidak bisa menguasai bahasa Sansekerta dan huruf
Pallawa. Yang kedua, belum ditemukannya bukti prasasti sebagai tanda
Indonesia pernah menjadi daerah taklukkan kerajaan-kerajaan India.
Teori Brahmana
Brahmana yang membawa pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia, hal
inilah yang dikemukakan oleh J.C Van Leur. Dikarenakan berdasarkan
peninggalan yang ada, terutama pada prasasti-prasasti, seua
menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Telah diketahui
bahwa hanya Brahmana yang bisa menguasai bahasa Sansekerta dan
huruf Pallawa tersebut, jadi tidak perlu heran jika Brahmana lah
yang membawa Hindu-Buddha ke Indonesia.
Akan tetapi, lagi-lagi ada yang salah. Ada kelemahan. Brahmana
tidak mungkin menyebrangi lautan untuk sampai ke Indonesia. Tidak
ada dalam sejarah Brahmana untuk menyebrangi lautan, karena hal
tersebut merupakan pantangan bagi mereka. So, how?
Teori Arus Balik
Mungkin, karena tiga teori di atas tidak cukup memuaskan, F.D.K.
Bosch memutar balikkan semua teori itu. Jika disimpulkan, ketiga
teori sebelumnya menonjolkan bahwa India lah yang aktif berperan
dalam penyebaran Hindu-Buddha ini. Tetapi dalam teori ini,
dikemukakan bahwa, justru Indonesia lah yang aktif berperan. Ada
suatu “timbal-balik” antara India dengan Indonesia.Berikut
adalah kritikannya:
-Teori kolonisasi tidak memiliki bukti yang kuat. Jika
Hindu-Buddha disebarkan oleh Waisya, mengapa kerajaan yang ada di
pesisir pantai tidak bercorak Hindu-Buddha? Melainkan yang di
pedalaman lah yang bercorak Hindu-Buddha.
-Tidak ada prasasti untuk mendukung Teori Ksatria.
-Jika memang ada perkawinan antara Ksatria dengan pribumi, mengapa
tidak ada keturunan mereka yang ditemukan di Indonesia?
-Adanya perbedaan pembangunan antara candi-candi yang dibangun di
Indonesia dengan candi-candi yang dibangun di India.
-Dari sudut bahasa Sansekerta yang hanya dikuasai oleh Brahmana,
mengapa bahasa yang banyak digunakan oleh masyarakat pada kala itu
ialah bahasa yang digunakan oleh kebanyakan orang India?
Salam dari si Aku. Katanya, mohon maaf jika ia terlalu dhoif.
[]
Sources:
Komentar
Posting Komentar