Posting Out : Here I Give You
Kerajaan Medang Kamulan (Mataram Jawa
Timur)
Harapan bahwa di kemudian hari post
ini akan berguna bagi khalayak, membuat Aku
memaksakan diri untuk terus menulis. Terlebih... karena ini merupakan
bagian dari memburu nilai dalam mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Yea... at least. HEHE.
Well,
setelah searching out,
ini lah yang ditemukan oleh Aku
tentang Kerajaan Medang Kamulan (Mataram Jawa Timur)....
Kerajaan
Medang Kamulan (Mataram Jawa Timur) ini dianggap didirikan oleh Empu
Sindok. Berdirinya kerajaan ini berawal dari peristiwa meletusnya
Gunung Merapi yang menghancurkan sekaligus memusnahkan Kerajaan
Mataram Kuno, sehingga Empu Sindok memindahkan kerajaan dari Jawa
Tengah ke Jawa Timur, tepatnya di sekitar muara Sungai Brantas,
dengan ibu kotanya Watan Mas.
Pemindahan
pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur oleh Empu Sindok ini
tidak dilakukan secara asal-asalan, melainkan penuh perhitungan.
Karena tepi Sungai Brantas merupakan lokasi yang strategis. Kala itu,
Sungai Brantas merupakan pusat perdagangan dan pelayaran di Jawa
Timur.
Setelah
Empu Sindok, titah dilanjutkan oleh cicitnya, yaitu Darmawangsa
Teguh, yang kemungkinan merupakan anak dari Sri Makutawangsa
Warddhana. Di masa-nya, perniagaan Kerajaan Medang Kamulan telah
berkembang sampai ke luar wilayah Jawa Timur. Di masa-nya pula,
Kerajaan Medang Kamulan, dengan berani penuh peluh, berupaya
menyerang Kerajaan Sriwijaya (meskipun tidak berpengaruh banyak
terhadap kedaulatan Kerajaan Sriwijaya).
Darmawangsa
pun memiliki ambisi untuk meluaskan kekuasannya sampai ke luar pulau
Jawa. Sayang, sungguh sayang, Kerajaan Medang Kamulan sudah terlanjur
diruntuhkan dalam genggaman Kerajaan Wurawari (kerajaan bawahan
Medang Kamulan yang terletak di Banyumas). Kala serangan dari
Kerajaan Wurawari itu, Kerajaan Medang Kamulan sedang melaksanakan
pernikahan antara putri mahkota dengan Airlangga di Istana Medang.
Dalam serangan tersebut, Darmawangsa beserta para pejabat istananya
tewas. Namun, Airlangga berhasil menyelamatkan diri bersama
pengikutnya yang bernama Narottama.
Pada
masa Airlangga, diadakan pembangunan waduk di Wringin Sapta (Jombang)
untuk mengontrol aliran Sungai Brantas. Hal ini terukir dalam
prasasti Kelagen. Selain itu, disebutkan pula mengenai kapal-kapal
dagang yang dapat berlaya menyusuri Sungai Brantas. Kapal-kapal
tersebut datang dari Chola, Benggala, Campa, dan Birma.
Pada
masa Airlangga pula, masa kekuasaan Kerajaan Medang Kamulan yang
semula berada di muara Sungai Brantas, diperkirakan sudah mencakup
hampir seluruh wilayah Jawa Timur dan sebagian wilayah Jawa Tengah
dan Yogyakarta.
Berikut
sumber-sumber mengenai Kerajaan Medang Kamulan:
-Prasasti
Pucangan, berisi tentang penghormatan terhadap Brahmana, Wisnu, Siwa,
dan kepada Airlangga. Selain itu disebutkan pula mengena silsilah
Airlangga beserta keruntuhan Kerajaan Medang Kamulan. Prasasti ini
dikeluarkan oleh Airlangga pada tahun 1041 M.
-Prasasti
Hujung Langit (Bawang), berisi tentang penyerangan Darmawangsa
terhadap Sriwijaya pada tahun 997 M.
-Prasasti
Empu Sindok, yang berjumlah sekitar dua puluh prasasti, berisi
tentang penetapan Sima untuk bangunan suci.
-Prasasti
Anjukladang (937 M), berisi tentang Empu Sindok yang memerintahkan
agar tanah sawah di Anjukladang dianugerahkan kepada rakyat. Selain
itu, terdapat informasi tentang penghalauan pasukan Melayu yang telah
sampai dekat Nganjuk oleh Empu Sindok. Hal ini menyebabkan Empu
Sindok dinobatkan menjadi raja.
-Berita
Cina, berisi informasi bahwa pada tahun 910 S datang dua orang dari
Sriwijaya. Namun ketika hendak pulang, mereka tertahan di Kanton
sampai tahun 914 S karena adanya serangan dari Jawa terhadap negeri
mereka.
-Prasasti
Kalkutta, yang berisi tentang terjadinya pralaya di Pulau Jawa pada
tahun 938 S dari prahara Haji Wurawari, ketika ia keluar dari
Luwaram, seperti sebuah lautan keadaan Pulau Jawa pada saat itu.
Dalam prasasti ini juga terdapat informasi tentang silsilah keluarga
Empu Sindok sampai Darmawangsa.
**
Kelebihan dari
kerajaan ini menurut Aku ialah : kerajaan ini hebat, meskipun
tidak terlalu besar, tetapi ia bisa bangkit. Special thanks ini
Aku berikan khusus untuk Empu Sindok karena berani
menghijrahkan kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Arti dalam
sebuah 'perpindahan' yang dilakukan oleh Empu Sindok ini pun tidak
berujung bencana, justru menghadirkan kebaikan yang lebih dari
sebelumnya.
Sources :
google.com
Komentar
Posting Komentar