Postingan

FLP: Deskripsi Seorang Teman

Modal iseng membuka-buka file lama, Aku pun melihat ada hal yang menarik dirinya kembali dalam memori nuansa hitam-putih; mengkilas balik peristiwa yang pernah dialami. Kala itu, di masa S MA(N)-nya, ia mengikuti sebuah ekstrakulikuler bernama Forum Lingkar Pena (FLP). Pada pertemuan FLP tersebut, Bu Eka meminta kami untuk mendeskripsikan seseorang yang tepar berada di depan kita. Dan inilah, karya  Aku saat itu . ------------------------------ November 5 th , 2015   بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ                             Gadis ini putih lansat, laksana deretan giginya yang bebas tak terkukung oleh behel, tak sepertiku. Matanya minus, tapi tak jarang ia tak memakai kacamatanya. Entah lantaran karena tak nyaman atau memang seharusnya hanya dipakai di saat tertentu. Gadis yang saat ini tepat duduk di depanku, dan terkadang mencuri-curi pandang kepadaku (tentu karena ia pun harus melakukan hal yang sama sepertiku, mengamati dan menulis sosok yang duduk di depannya) ialah gad

GARIS

GARIS Oleh: Muhammad Zaim Hanifi   Gemerisik baju zirah menjadi melodi kematian bagi mereka yang kalah. Meninggalkan kerabat, sahabat, dan rekan dalam keadaan terpenggal di medan perang. Tanpa henti menghantui mereka, membisikkan nyanyian traumatis yang melekat di tubuh mereka. Siapakah mereka? Tanyakan pada tanah gersang yang mereka pijak dengan langkah terseok-seok. Mereka datang dengan bangga akan jumlah mereka yang banyak, dan kembali dengan tubuh gemetar setelah menyaksikan sebagian besar dari mereka tandas dilahap pedang dan panah.            “Kita!” Teriak salah satu dari mereka, baju zirah putih-emas mengkilapnya menunjukkan status dan pangkatnya. “Takkan berhenti berjalan! Kita akan terus berjalan ke timur! Kembali ke Elspeth!” Perintahnya sembari menjinjing pelindung kepalanya.  “Siap, Komandan!” Teriak seratus orang yang tersisa yang dipimpinnya dengan serentak namun lesuh, beberapa dari mereka terluka dan kehilangan bagian tubuhnya. Mereka berjalan dengan sal